BUDAYA
POLITIK
PENGERTIAN
Menurut
Almond dan Verba, dalam bukunya The Civic Culture (budaya politik
kewarganegaraan) menyatakan bahwa ’’ budaya politik merupakan sikap individu
terhadap sistem politik dan komponen-komponennya juga sikap individu terhadap
peranan yang dapat di mainkan dalam sebuah sistem politik.Kemudian Lary
Diamond, ahli politik yang menekuni tentang perkembangan penelitian mengenai
budaya politik seebagai keyakian, sikap, nilai, ide-ide, sentimen dan
dialokasikan evluasi suatu masyarakat tentang sistem politik nasionalnya dan
peran dari masing-masing individu dalam sistem itu.Atau secara praktis, budaya
politik merupakan seperangkat nilai-nilai yang menjadi dasar para aktor untuk
menjalankan tindakan-tindakan dalam ranah politik.
SISTEM
POLITIK SEBAGAI OBYEK BUDAYA POLITIK
§
Sistem Politik
Sistem
politik: didefinisikan sebagai tindakan yang berhubungan dengan
’’keputusan-keputusan mengikat’’ suatu masyarakat.Unit sistem politik adalah
tindakan-tindakan politik.Input dalam bentuk permintaan dan dukungan menjadi
masukkan sistem politik.Output dalam bentuk keputusan dan tindakan politik.Jika
memuasakan membangkitkan dukungan, dan jika sebaiknya akan melahirkan tuntuan
baru.
§
Sistem politik sebagai obyek budaya politik
Oleh
David Easton, diberi pengertian sebagai seperangkat interaksi yang
diabstrakkan, di mana nilai-nilai dialokasikan terhadap masyarakat.Dengan kata
lain, sistem politik merupakan bagian dari sistem sosial yang menjalankan
alokasi nilai-nilai (dalam bentuk keputusan-keputusan atau kebijakan-kebijakan)
yang bersifat otoratif.Untuk menggabarkan cara bekerjanya sistem politik (David
Easton)
KOMPONEN
BUDAYA POLITIK
§
Bersifat Kognitif
Meliputi
pengetahuan/pemahaman dan keyakinan-keyakinan individu tentang sistem politik
dan atributnya, seperti ibu kota negara, lambang negara, kepala negara,
batas-batas negara, mata uang yang dipakai, Pemilu/pemilukada, partai politik,
fungsi DPR/DPRD, Partai politik dsb
§
Bersifat Afektif
menyangkut
perasaan-perasaan atau ikatan emosional yang dimiliki oleh individu terhadap
sistem politikcontoh: persaan optimis bahwa Pemikada langsung dpat memperoleh
kepala daerah yang lebih berkualitas dan lebih dekat dengan rakyat
§
Bersifat Evaluative
mengikuti
kapasitas individu dalam rangka memberikan penilaian terhadap sistem politik
yang sedang berjalan dan bagimana peran indivu di dalamnya.contoh: komitmen
untuk mendukung pelaksanaan Pimiluka langsung sesaui dengan aturan main
NILAI-NILAI BUDAYA POLITIK
sistem
politik yang dianut oleh suatu negara secara sederhana dapat digongkan ke dalam
sistem politik demokrasi dan sistem politik otoriter, maka budaya politik itu
dapat bersifat demokratis dan otoriter.
Nilai-nilai
budaya politik demokrasi Nilai-nilai budaya politik otoriter
- Egalitarian
- Pluralisme
- Terbuka
- Dialogis
- Persuasif
- Pemilihan
- Independesi tinggi Feodal
- Homogin
- Tertutup
- Dogmati
- Represif
- Penunjukan
- Yang tinggi Dependensi
TIPE-TIPE
BUDAYA POLITIK
§
Budaya
politik parochial
Bahwa individu-individu memiliki pengharapan dan
kepedulian yang rendah terhadap pemerintah dan pada umumnya tidak merasa
terlibat.Sehingga masyarakat yang bertipe budaya politik parokial dapat pula
dikatakan memiliki ciri antara lain tidak memiliki orentasi atau pandangan sama
sekali baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan penilain
(evaluasi) terhadap obyek politik (sistem politik).
§
Budaya
politik subyek
budaya
politik subyek jikasuatu masyarkat terdapat frekuansi orintasi yang tinggi
terhadap pengetahuan sistem politik secara umum dan obyek output atau pemahaman
mengenai penguatan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
§
Budaya
politik partisipan
memiliki
orientasi terhadap seluruh obyek politik secara keseluruhan (input, output) dan
terhadap diri sendiri sebagai aktor politik, ia disamping aktif memberikan
masukan atau aktif mempengaruhi pembuatan kebijakan publik (input) juga aktif
dalam implementasi atau pelaksanaan kebijakan publik (output)
PERKEMBANGAN
TIPE BUDAYA POLITIK MENURUT GREERT
§
Politik
abangan
budaya
politik abangan adalah budaya politik masyarakat yang menekankan aspek-aspek
animisme atau kepercayaan terhadap adanya roh halus yang dapat mempengaruhi
hidup manusia.Semacam PKI dan PNI
§
Budaya
politik santri
budaya
politik santri adalah budaya masyarakat yang menekankan aspek-aspek keagamaan
khususnya agama Islam.Pada masa lalu, kelompoksantri cenderung berafiasai pada
partai NU, atau Masyumi.Kini, mereka berafialiasi pada partai seperti PKS, PKB,
PPP dan partai berbasis islam lainnya
§
Budaya
politik priayi
budaya
politik priayi adalah budaya politik masyarakat yang menekankan keluhuran
tradisi.Kelompok priayi sering kali dikontraskan dengan kelompok petani.Pada
masa lalu, kelompok masyarakat priyayi berafiliasi dengan partai PNI.Kini,
mereka berafiliasi dengan partai Golkar.
TIPE BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI INDONESIA
Antara budaya politik feodalistik dan budaya
demokNGKrasi terlihat dari pendapatnya Soetatmo dan dr.Tjipto Mangungkusumo.
Soetatmo:
melihat dari segi budaya, budaya jawa sejak zaman pergerakan nasional telah
mendominasi.
Dr.Tjipto Mangukusumo: melihat dari segi ideal dari
kepentingan politik bahwa masyarakat majemuk indonesia lebih tepat dikembangkan
sebagai negara kesatuan yang menunung tinggi kemajemukan.Negara yang menunjung
tinggi kememukan adalah negara demokratis.
Dengan demikian meskipun dalam masyarakat indonesia
sebelum kemedekaan telah memiliki potensi budaya politik demokrasi atau budaya
politik partisipan, tetapi juga masih dibarangi dengan kuatnya paham
feodalisme.Berkembang tuan dan kauala yang dapat mendorong budaya bertipe
parokial kerena masyarakat dikelompokkan atas ’’wong gede’’ dengan ’’wong
cilek’’.Solidaritas kelompok yang kuat dapat mendorong peran politik yang
berkembang hanya sebatas berorientasi kepada ikat kelompok.
PENGERTIAN
SOSILISASI DAN PENGEMBANGAN BUDAYA POLITIK
- Gabriel A. Almond
Sosialisasi
politik menunjukkan pada proses dimana sikap-sikap politik dan pola-pola
tingkah laku politik diperoleh atau dibentuk, dan juga merupakan sarana bagi
suatu generasi untuk menyampaikan patokan-patokan politik dan
keyakinan-keyakinan politik kepada generasi berikutnya.
- David F. Aberle, dalam “Culture and Socialization”
Sosialisasi
politik adalah pola-pola mengenai aksi sosial, atau aspek-aspek tingkah laku,
yang menanamkan pada individu-individu keterampilan-keterampilan (termasuk ilmu
pengetahuan), motif-motif dan sikap-sikap yang perlu untuk menampilkan
peranan-peranan yang sekarang atau yang tengah diantisipasikan (dan yang terus
berkelanjutan) sepanjang kehidupan manusia normal, sejauh peranan-peranan baru
masih harus terus dipelajari.
- Richard E. Dawson dkk.
Sosialisasi
politik dapat dipandang sebagai suatu pewarisan pengetahuan, nilai-nilai dan
pandangan-pandangan politik dari orang tua, guru, dan sarana-sarana sosialisasi
yang lainnya kepada warga negara baru dan mereka yang menginjak dewasa.
PROSES
SOSIALISASI POLITIK
- Pengenalan otoritas melalui individu tertentu, seperti orang tua anak, presiden dan polisi.
- Perkembangan pembedaan antara otoritas internal dan yang ekternal, yaitu antara pejabat swasta dan pejabat pemerintah.
- Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres (parlemen), mahkamah agung, dan pemungutan suara (pemilu).
- Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi-institusi ini
SARANA
SOSIALISASI POLITIK
- Keluarga
- Sekolah
- Partai Politik
- Kelompok bergaul
- Media massa
- Pekerjaan
- Kontak-kontak politik langsung
Dalam
proses sosialisasi politik, kedudukan sarana diatas sama pentingya.Besar
tidaknya peranan sanarana-sarana di atas tergantung kepada:
- Tingkat intesitas interaksi antara individu dengan sarana yang ada
- Proses komunikasi yang berlangsung antara individu dengan sarana tadi
- Tingkat penekunan individu yang mengalami proses sosialisasi politik
- Umur individu yang bersangkutan
Pentingnya
Sosilisasi Pengemngan Budaya Politik
Budaya
politik di dalam masyarakat seharusnya mengalami perkembangan kea rah yang
lebih baik.Untuk itu, dibutuhkan sebuah strategi di dalam masyarakat agar
budaya politiknya dapat berjalan k earah yang lebih baik.
Meneurut
Samuel P.HUNTINTNGTON, modernisasi budaya politik ditandai oleh tiga hal, yaitu
rasionalsisasi wewnang, difernsiasi struktur, dan perluasan peran serta
masyarakat dalam politik.
- Sikap politik yang rasional dan otonom di dalam masyarakatdengan sikap ini masyarakat tidak lagi memilih satu pilihan pilihan politik berdasarkan apa yang dipilih oleh pemimpinnya, baik pemimmpin agama maupun pemimpin adat.masyarakat memilih karena pemilihannya sendiri berdasarkan penilaian untuk masa depan yang lebih baik.ia tidak lagi memilih dengan gaya dengan gaya pilihan yang bersikap ikut-ikutan.
- Difensiasi strukturmaksudnya, sudah ada spesifikasi tugas yang perlu dilakukan.Dalam situasi ini, seseorang tidak lagi mengerjakan semua hal, misalnya, sebagai pemimpin agama dan juga sebagai politik.Bila dua tugas ini masih menyatu dalam satu orang atau satu institusi, berarti belum terjadi diferensiasi struktur di dalamnya. Dalam budaya politik yang modern, diferensiasi ini justru semekin jelas.
- Perluasan peran serta politik di dalam masyarakat, masyarakat semakin sadar atau melek politik.Mereka menyadari bahwa pilihan politik yang mereka ambil akan menentukan nasib mereka ke depan. Bila ketiga indikator budaya politik ini sudah berkembang di dalam masyarakat maka budaya politik yang demokratis menemukan esensinya.Menurut Almond dan Verba, budaya politik demokratis merupakan gabungan dari budaya politik partisipan, subyek, dan parokial.
BUDAYA
POLITIK DI NEGARA LAIN
Dalam The
Civic Culture, Almond dan Verba mengemukakan hasil survei silang nasional
(cross-national) mengenai kebudayaan politik. Penelitian mereka menyimpul¬kan
bahwa masing-masing kelima negara yang ditelitinya, Amerika Serikat, Inggris,
Jerman, Italia, dan Meksiko, mempunyai kebudayaan politik tersendiri.
- Amerika dan Inggris dicirikan oleh penerimaan secara umum terhadap sistem politik, oleh suatu tingkatan partisipasi politik yang cukup tinggi dan oleh satu perasaan yang meluas di kalangan para responden bahwa mereka dapat mempengaruhi peristiwa-peristiwa sampai pada satu taraf tertentu.
- Tekanan lebih besar diletakkan orang-orang Amerika pada masalah partisipasi,
- Sedangkan orang Inggris memperlihatkan rasa hormat yang lebih besar terhadap pemerintahan mereka. Kebudayaan politik dari
- Jerman ditandai oleh satu derajat sikap yang tidak terpengaruh oleh sistem dan sikap yang lebih pasif terhadap partisipasinya. Meskipun demikian, para respondennya merasa mampu untuk mempengaruhi peristiwa-peristiwa tersebut.
- Sedangkan di Meksiko merupakan bentuk campuran antara penerimaan terhadap teori politik dan keterasingan dari substansinya.
MENAMPILKAN
PERAN SERTA BUDAYA PARTISIPAN
warga
negara yang berbudaya politik partisipan digmbarkan oleh Gabreal dan Almond
sebagai suatu bentuk kultur di mana anggota-anggota masyarakat cenderung
diorentasikan secara eksplisit terhadap sistem sebagai keseluruhan terhadap
struktur dan proses politik serta admistratif, dengan kata lain terhadap input
dan utput dari sistem politik itu. Bebrapa sifat esensial yang dinilai dapat
mewujudkan kepribadian yang demokratis, antara lain:
Menurut
Laswell kepribadian demokratis meliputi:
a. Sikap
hangat terhadap orang lain
b.
Menerima nilai-nilai bersama orang lain
c.
Memiliki sederatan luas mengenai nilai-nilai
d. Menaruh
kepercayaerhadap lingkungan
e.
Memiliki kebebesan yang sifatnya relatif kecemasan
Oleh
karena itu sifat-sifat yang akan menjadi kendala bagi perwujudan warga negara
yang demokratis perlu dihindari. Sifat-sifat tersebut antara lain:
- Konservatif: yaitu suatu sikap yang mengarah pada pembentukan sikap tertutup maupun sikap ekstrim
- Otoriter: perlu dihindari karena kebribadian yang bertentangan dengan kebribadian demokratis contih: pendapat-pendapat mereka mudah dibentuk oleh sentimen
- Budaya politik subyek: berupa adanya pengkuan dan kepatuhan kepada pemerintah tanpa pelibatan urusan pemerintah harus dihindari karena hanyaa menjadi subyek yang pasif.Padahal yang diharapakan masyarakat/negara yang demokratis adalah subyek yang aktif
- Berbudya politik parokial: tidak peduli trhadap sistem politiknya
- Stone citizen dan sponge citizen
Stone
citizen: yaitu sukar merima pendapat orang lain dan sukar mengemukkan
pendapatnya sendiri, sponge citezen termasuk kelompok busa, di mana ia mau
menerima pendapat orang lainn, dia aktif berpastisipasi, tetapi ia sukar
mengemukkan idea, pendapat atas isiaitif sendiri (Nu’man somantri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar